Dewan Kesenian Malang

Merupakan sebuah wadah untuk menuangkan ekspresi dari para pecinta seni tradisional malang, berbagai macam seni dari kera ngalam ada di dewan kesenian Malang.

Dewan Kesesnian Malang

Merupakan sebuah wadah untuk menuangkan ekspresi dari para pecinta seni tradisional malang, berbagai macam seni dari kera ngalam ada di dewan kesenian Malang.

Dewan Kesenian Malang

Merupakan sebuah wadah untuk menuangkan ekspresi dari para pecinta seni tradisional malang, berbagai macam seni dari kera ngalam ada di dewan kesenian Malang.

Dewan Kesesnian Malang

Merupakan sebuah wadah untuk menuangkan ekspresi dari para pecinta seni tradisional malang, berbagai macam seni dari kera ngalam ada di dewan kesenian Malang.

Dewan Kesenian Malang

Merupakan sebuah wadah untuk menuangkan ekspresi dari para pecinta seni tradisional malang, berbagai macam seni dari kera ngalam ada di dewan kesenian Malang.

Jumat, 10 Januari 2014

KISAH BAMBANG SUMANTRI PART VII


setelah perang tanding Prabu Arjuna Sasrabahu kembali ke dalem agung istana Mespati memboyong Dewi Citrawati yang diiringi puteri domas dan balatentara Maespati serta Magada. di sisi lain Bambang Sumantri bermenung sedih di muka pintu gerbang kerajaan ia berbaring. Ia merasa tidak mampu memutar gunung seperti yang Prabu Arjuna Sasrabahu perintahkan ia harus memutar balik gunung Untara. Di mana letak gunung Untara sedangkan ia tidak tahu. dan ia merasa tidak memiliki kesaktian untuk memutar memindahkan Taman Sriwedari. Dengan kesedihan dan kebingungan yang mendalam Bambang Sumantri berjalan tanpa tujuan meninggalkan gerbang kerajaan Maes­pati.

sepanjang jalan ia dirundung keputus-asaan karena meng­hadapi persyaratan prabu Maespati yang mustahil ia penuhi. Tanpa terasa tetes demi tetes kedua bola mata Sumantri menitiskan air mata diiringi suasana hati yang pilu seolah ia tak mempunyai harapan dan semangat juang lagi, karena ia seorang kesatria yang penuh tanggung jawab berbagai macam cara ia lakukan, ia menangis karena ia takut andai cita-citanya untuk mengabdi kepada Prabu Arjuna Sasrabahu penjelmaan Ba­tara Wisnu tidak akan tercapai.

setelah ia berjalan masuk hutan belukar, tiba-tiba ia mendengar suara Bambang Sukasarana yang memanggil-manggil namanya : 

"kakang, kakang Sumantri, apakah yang kakang rasakan saat ini?, apa kakang bersedih?. Kakang menghadapi kesulitan? kakang jangan kakang menangis, tidak elok seorang satria menangis. Katakanlah kesulitan itu pada aku. Aku akan turut setia membantu kakang".


setelah melihat ke atas ia mengetahui bahwa di atas sana ia melihat Bambang Sukasarana yang bertengger di atas pohon dan Sumantri berkata :

"hai Sukarasana adikku, turunlah, akan kuberi tahu persoalanku".

Sukasarana turun dan Sumantri menceritakan dengan jelas tentang perintah Prabu Arjuna Sasrabahu, kemudian ia berkata :

"Ya Sukasarana, pastilah tidak akan diterima untuk meng­abdi di Maespati, jika aku tidak dapat memindahkan Taman Sriwedari. Aku tidak tahu di mana letak taman Sriwedari dan aku tidak memiliki kepandaian ataupun kesakti­an untuk memindahkan sesuatu bangunan. Adikku, karena aku tidak dapat mengabdi pada Prabu Arjuna Sasrabahu, lebih baik aku terserahlah. Pulanglah adikku, sampaikanlah sembahku kepada ayahanda di per­tapaan".

"jangan kakang, janganlah kakang berputus asa aku bersedia membantu kakang. Aku mampu memutar memindahkan Taman Sriwedari dari gunung Untara ke negeri Maespati".

dengan rasa percaya dan tidak percaya Sumantri berkata :

"apakah engkau yakin mampu melaksanakan tugas yang begitu berat tersebut, adikku, benarkah engkau dapat memindahkan Taman Sriwedari?". tanya Sumantri seolah tidak percaya.

"aku menjamin kakang, pasti bisa akan tetapi kakang mesti berjanji kakang bersedia pada aku yang turut mengikuti ke mana kakang pergi. Sebagai seorang adik aku tidak sanggup berpisah dari kakang. aku sangat sayang pada kakang, kakang Sumantri".

Setelah bersepakat Bambang Sumantri berjanji akan selalu membawa adik­nya ke mana ia pergi. Mendengar janji itu, Bambang Suka­sarana berkata:

"Kakang, Taman Sriwedari terletak di gu­nung Untara di kahyangan Batara Wisnu. Baiklah sekarang kita pergi ke sana. Kakang, persilakan naik di punggungku dan pejam­kan mata, sebentar aku bawa kakang ke Taman Sriwedari".

dengan menggendong kakandanya secepat mungkin Sukasarana terbang menuju ke Taman Sriwedari. Tidak lama kemudian setelah sampai di Taman Sriwedari ia mempersilakan kakandanya membuka matanya dan turun dari punggungnya.

"Kakang inilah Taman Sriwedari". Taman ini tercipta oleh Batara Wisnu. Karenanya tidak aneh, kalau Prabu Arjuna Sasrabahu menginginkan taman ini dipindah­kan ke Maespati, jelas sang prabu adalah penjelmaan Batara Wisnu". 

Sejauh mata memandang terhampar bunga yang tumbuh elok berwarna-warni Bambang Sumantri menatap Taman Sriwedari dengan takjub karena saking indahnya. Lalu Sukasarana berkata :

"Kakang, masuklah kakang ke dalam wisma indah tempat peristirahatan ini. aku akan pindahkan taman ini ke Maespati dengan cipta, sebab Batara Wisnu telah men­jadikan taman ini dengan ciptanya pula".

Menuruti titah adindanya Bambang Sumantri masuk ke dalam wisma peristi­rahatan di Taman Sriwedari dengan pintu tertutup, Bambang Sukasarana segera mengheningkan cipta, bersemadi, menutup segala nafsunya. suara tidak ia dengar, segala macam wujud tidak dilihatnya. Ia memper­satukan kehendaknya, membulatkan permohonannya ke­pada dewa untuk memindahkan Taman Sriwedari ke negeri Maespati. Permohonan Sukasarana dengan semadinya telah mendatangkan bencana yakni perubahan alam yang mendadak dan mengejutkan. Bumi guncang karena gempa, alam bergetar karena angin besar menghembus, hujan turun dengan lebatnya, petir bersambar-sambaran dan langit ge­merlapan. Di atas kahyangan para dewa dan bidadari kebingung­an, lari kocar-kacir mengungsi berlindung bernaung ke­pada Batara Rudra. Pada akhirnya dewa mengakhiri dan mereda­kan gejala alam dengan mengabulkan permohonan sang Sukasarana.

Turunnya hujan rintik disertai semerbak bau ha­rum mewangi yang diturunkan oleh dewa-dewa ke arcapada. Pertanda permohonan Sukasarana dikabulkan oleh dewata. Sukasarana mengakhiri semedinya. Ketika itu Taman Sriwedari dengan kekuasaan dewata telah ada di negeri Maespati. Sukasarana membuka pintu wisma peristirahatan dan mempersilakan kakandanya menyaksikan Taman Sriwe­dari yang telah ada di Maespati. Tiada selembar daun dan setang­kai bunga yang berubah atau tertinggal pada taman itu. Semua masih utuh yang telah pindahkan ke negeri Maespati.

Minggu, 20 Januari 2013

KISAH BAMBANG SUMANTRI PART VI


KISAH BAMBANG SUMANTRI PART VI :



sampai di perbatasan negeri Maespati, Bambang Su­mantri memerintahkan perjalanan berhenti untuk beristi­rahat. ia meminta kepada patih Kartanadi untuk menyampaikan sepucuk suratnya kepada Prabu Arjuna Sasrabahu. inti dari surat tersebut bertuliskan :

"yang mulia Prabu Arjuna Sasrabahu hamba telah berhasil memboyong Dewi Citrawati diiringi oleh delapan ratus orang puteri sebagai madunya. itu hasil hamba dalam peperangan bertaruh nyawa me­ngalahkan raja-raja yang menghendaki Dewi Citrawati. mengingat bahwa Dewi Citrawati seorang puteri yang telah diperebutkan banyak orang raja, hamba mohon per­kenan sang prabu menjemput mempelai puteri di pintu gerbang kerajaan. dan agar bertambah masyhur nama sri paduka, maka amatlah elok bilamana calon permaisuri itu direbut dengan perang tanding. dengan perkenan sri paduka hamba akan melayani sang prabu dalam perang tanding".

menerima surat Bambang Sumantri Prabu Arjuna Sasrabahu berkata dalam hatinya :
:

"apakah Sumantri hendak mencoba kesaktianku. baiklah akan kupenuhi permohonannya".

sang prabu lalu mengutusan seorang prajurit untuk memberikan hadiah kepada Bambang Sumantri seperangkat busana perang serta mah­kota kerajaan agar dipakai dalam perang tanding yang di­kehendakinya. Prabu Arjuna Sasrabahu menyongsong iring-iringan Dewi Citrawati dan putri domas di pintu gerbang kerajaan Maespati. melihat Sang Prabu berdiri gagah dengan busana perang, Bambang Sumantri turun dari kereta untuk menghadapi sang prabu dalam perang tanding. keduanya berpakaian yang sama, serba gemerlapan dan bermahkotakan kerajaan. Keduanya sungguh cantik dan anggun sehingga yang berperang tanding itu bagaikan raja kembar perang tanding terjadi dengan ramai sekali, masing-masing menumpahkan kesaktian dan aji jaya kewijayaannya serta saling adu senjata pusakanya. sebagai seorang satria anak pertapa sesungguhnya Bambang Sumantri seorang satria pilih tanding ia sangat kuat dan sulit bagi sang prabu untuk mengalahkannya.



Pada suatu saat Prabu Arjuna Sasrabahu terhimpit oleh Bambang Sumantri. ia seakan hendak jatuh tersungkur, seketika sang prabu lepas dari tangan Sumantri dan hilang dari pandangan. pada saat itu di muka Suman­tri tampak terkejut melihat wajah Arjuna Sasrabahu memancarkan aura raksasa gandarwa yang sangat mengerikan, kedua bola matanya bagaikan cahaya surya, dengan tangannya yang berjumlah seribu, semuanya memegang ber­aneka macam senjata, suaranya bagaikan guntur :

"Hai Sumantri, jangan mengira kau me­nang perang tanding. janganlah lari kau, akan ku luluhkan".

Raksasa sebesar gunung adalah tranformasi dari Prabu Arjuna Sastrabahu saat bertriwikrama. maju tak gentar Sumantri tidak ragu-ragu, bahwa yang dihadapi adalah penjelmaan Batara Wisnu, maka ia segera duduk maraih dan menyembah kaki sang Triwikrama. ia bersembah :

"Gusti hamba, Batara Wisnu yang menjelma di bumi, bilamana gusti menghendaki, niscaya hamba hancurlumat, bahkan dunia seisinya dapat hancur binasa dalam sekejap mata. siapakah yang kuat menandingi engkau saat ber Triwikrama gustiku. Walau dewa-dewa di kahyangan niscaya tidak ada yang mampu untuk melawan gusti. Karena itu hamba mohon hendaklah gusti mengakhiri Triwikrama agar terpelihara keselamatan kami"

Puji sanjung Bambang Sumantri teknik untuk meluluhkan kema­rahan Prabu Arjuna Sasrabahu hingga akhirnya sang Triwikrama hilang dan lenyap, dan ia kembali ke wujud sang Prabu yang tampak tinggal ialah Prabu Arjuna Sasrabahu ia dihadapi oleh Bambang Sumantri yang duduk menyem­bah kaki sang prabu seakan-akan mukanya melekat diatas tanah. Arjuna Sasrabahu berkata :

"Adinda Bambang Sumantri, kini adinda telah mencoba kesaktianku. dan aku dapat me­nerima pengabdianmu di Maespati, bila ananda dapat memutar memindah­kan Taman Sriwedari dari gunung Untara ke Istana Maespati. Ananda Sumantri untuk menjalani titah ku tidak kuperkenankan untuk menginjak bumi Maespati se­belum berhasil memutar Taman Sriwedari".

Senin, 14 Januari 2013

KISAH BAMBANG SUMANTRI PART V :

Arjunawijaya berkata :

"Sumantri, maksudmu mengabdi padaku akan kuterima, bilamana engkau berhasil menyelesaikan tugas yang akan kuberikan pada­mu".

"hamba bersedia melaksanakan tugas yang akan sri paduka limpahkan. Hamba menantikan sabda prabu tentang tugas itu?"tanya Sumantri dengan tegas.

"engkau kutugaskan untuk melamar Dewi Citrawati, puteri Prabu Citragada di negeri Magada. tugas engkau ialah membantu pe­rang ke negeri Magada. jika engkau berhasil melaksanakan tugas, lamaranmu nis­caya akan kuterima untuk mengabdi di Maespati". sabda sang prabu menjelaskan. Dengan penuh semangat sebagai abdi Maespati Bambang Sumantri bersembah.

:"hamba sanggup me­laksanakan tugas sekalipun belum menentukan hasilnya. hidup dan mati hamba laksanakan untuk menjalankan tugas sri paduka Prabu".
Arjuna Sasrabahu berkata :"Sumantri aku perintahkan melaksanakan tugas dengan berhasil. berangkatlah kuiringi dengan puji dan doa. kuperintahkan patih Kartanadi dan balatentara Maespati menyertai anda di dalam tugasmu".

Bambang Sumantri menyembah sang prabu, lalu be­rangkat. Keberangkatannya diiringi oleh balatentara Maes­pati dengan para panglimanya yang dapat diandalkan di bawah pimpinan patih Kartanadi. kedatangan Sumantri diterima oleh Prabu Citragada, raja Magada. kemudian diberitahukan kepada Dewi Citrawati, bahwa Prabu Arjunawijaya akan melamar dirinya.dan sang dewi menjawab : "Romo ananda bersedia menjadi permaisuri Prabu Arjunawijaya dengan permohonan agar dipenuhi dua syarat". Dengan ramah lembut Prabu Citragada bertanya :"apa syarat itu putriku yang tersayang, coba katakan di depan utusan baginda Prabu Arjunawijaya".
Dengan tegas Citrawati menjawab : "baik romo akan ananda jawab.

1. Menyirnakan lawan yang menjadi musuh kerajaan Magada, yah, Prabu Darmawasesa, raja Widarba yang berusaha menjajah negeri Magada.2. ia mampu memenuhi keinginan­ ananda untuk bermadu layaknya puteri domas, yakni puteri sebanyak delapan ratus orang".Bambang Sumantri menyadari, bahwa persyaratan yang diajukan oleh Dewi Citrawati harus dilaksanakan dengan mempertaruhkan jiwanya. Prabu Darmawasesa raja Widarba yang harus ia hadapi sesosok Raja yang sakti kadigjayaannya. lalu persyaratan kedua, ia harus menyediakan puteri domas, delapan ratus orang puteri, sebagai madu Dewi Citra­wati. berarti ia harus menundukkan semua raja-raja yang kini mengepung negeri Magada. dengan demikian ia dapat mengumpulkan puteri-puteri dari berbagai negeri hingga mencapai delapan ratus orang putri. Bambang Sumantri menyanggupi permintaan Dewi Citrawati dan segera ia keluar ke medan perang.

semua raja-raja dapat ditaklukkan. akhirnya tinggal Prabu Darmawasesa raja Widarba yang paling sakti di antara se­jumlah raja-raja yang hadir dalam pelamaran. para panglimanya cukup mumpuni kadigjayaan perang yang cukup tangguh. tidak ragu-ragu Sumantri menghadapi Prabu Darmawasesa. setelah balatentara Widarba dapat dikalahkan oleh tentara Maespati, maka terjadilah perang tanding antara Bambang Sumantri dan Prabu Darmawasesa. perang terjadi cukup seru dan mengerikan. keduanya menumpahkan segala aji-aji ke­saktian dan saling bantai dengan senjata pusaka masing-masing yang ampuh. kalah memang silih berganti. debu berham­buran bagaikan kabut tebal menjulang langit. suatu ketika Prabu Darmawasesa terdesak dan mundur untuk mengatur siasat.

Pada saat itu mendadak Bambang Sumantri diserang oleh seorang raja yang ternyata memban­tu Prabu Darmawasesa. Raja itu bernama Prabu Jonggirupaksa dari negeri Jonggarba. ia seperguruan dengan Prabu Darmawasesa. Keduanya murid Resi Ramabargawa. Bambang Sumantri tidak gentar menghadapi dua orang lawan yang sakti dan tangguh. setelah pertempuran sengit akhir­nya kedua orang raja itu dapat dihancurkan oleh Bambang Sumantri. Raja-raja yang lain dan balatentaranya takluk dengan persyaratan Dewi Citrawati yang pertama. Bambang Sumantri mampu menjalani persyaratan pertama yang telah terpenuhi. lalu ia segera melaksanakan persyaratan yang kedua, untuk mengumpulkan puteri domas, delapan ratus orang puteri yang untuk menjadi madu Dewi Citrawati. Puteri domas adalah puteri-puteri berbagai kerajaan yang telah ditundukkan dan ditaklukan. Dorak sorai bala tentara Maespati dan Magada gemurung suara gendang didendangkan sebagai lambang kemenangan bertanda Bambang Sumantri telah memenangkan dalam pertempuran menyelamatkan negeri Magada. setelah beberapa bulan Bambang Sumantri berhasil mengumpulkan putri Domas. ia berhasil memenuhi persyaratan sang Putri dan melaksanakan tugas dengan baik lalu Dewi Citrawati diboyong menuju ke negeri Maespati. dalam perjalanan pulang ia diiringi kereta berkuda dari negeri Magada berbagai kendaraan digunakan, tandu keemasan, kereta kencana, kuda, gajah dan prajurit yang berpakaian warna-warni yang mempunyai keindahan tersendiri. sebagai kesatria sepanjang perjalanan ia mendapat peng­hormatan yang besar.

To be Continue